Rabu, 26 November 2008

Program Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Dasar

Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang melaksanakan pendidikan dan pengajaran dengan sengaja, teratur, dan terencana.Dengan kata lain, sekolah sebagai institusi pendidikan yang formal menyelenggarakan pendidikan secara berencana, sengaja, terarah, dan sistematis oleh para guru profesional dengan program yang dituangkan ke dalam kurikulum untuk jangka waktu tertentu dan diikuti oleh para peserta didik pada setiap jenjang pendidikan tertentu.
Sekolah melakukan pembinaan pendidikan untuk peserta didiknya didasarkan pada kepercayaan dan tuntutan lingkungan keluarga dan masyarakat yang tidak mampu atau tidak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan pendidikan di lingkungan masing-masing, oleh karena berbagai keterbatasan para orang tua anak.
Sebagai lembaga pendidikan formal, secara umum, sekolah memiliki tiga tanggung jawab yang mendasar, yaitu :

  1. Tanggung jawab formal, di mana kelembagaan formal kependidikan sesuai dengan fungsi, tugas, dan tujuan yang hendak dicapainya. Misalnya, pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah. Demikian pula pendidikan menengah, diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal-balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja.
  2. Tanggung jawab keilmuan, yaitu tanggung jawab berdasarkan bentuk, isi dan tujuan, serta tingkat pendidikan yang dipercayakan masyarakat kepadanya.
  3. Tanggung jawab fungsional, yaitu bentuk tanggung jawab yang diterima sebagai pengelola fungsional dalam melaksanakan pendidikan oleh para pendidik yang diserahi kepercayaan dan tanggung jawab melaksanakannya berdasarkan ketentuan yang berlaku sebagai pelimpahan wewenang dan kepercayaan serta tanggung jawab yang diberikan oleh orang tua peserta didik. Pelaksanaan tugas tanggung jawab yang dilakukan oleh para pendidik profesional ini didasarkan atas program yang telah terstruktur yang tertuang dalam kurikulum.

Sekolah dituntut untuk mampu menjalankan tiga bentuk tanggung jawab tersebut secara optimal. Untuk itu, pada umumnya, sekolah tidak membatasi tanggung jawab formal kependidikan dengan sekedar menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara rutin, tapi juga berupaya mengembangkan keterampilan siswa melalui kegiatan-kegiatan terprogram lainnya, dengan tujuan agar hasil belajar yang diperoleh siswa menjadi lebih maksimal.
Di antara kegiatan-kegiatan terprogram yang diselenggarakan oleh sekolah dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswanya adalah program kegiatan ekstrakurikuler, baik yang sama sekali tidak terkait dengan mata pelajaran maupun yang masih memiliki kaitan dengan mata pelajaran tertentu. Program kegiatan ekstrakurikuler pada mata pelajaran tertentu yang diselenggarakan sekolah lebih sering untuk mata pelajaran ilmu-ilmu eksakta dan bahasa, seperti matematika, fisika, kimia, dan bahasa Inggris. Sementara, mata pelajaran lain sering diabaikan termasuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Padahal, bidang studi Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa serta wujud pelaksanaan tanggung jawab sekolah terhadap orang tua yang mempercayakan penanaman nilai-nilai agama anak kepada sekolah, terlebih alokasi waktu untuk bidang studi Pendidikan Agama Islam yang sangat minim, yaitu hanya 2 jam pelajaran dalam satu minggu atau ± 90 menit dalam seminggu.

A. Program Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam.

1). Program.

Program artinya adalah “rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha (dalam ketatanegaraan, ekonomi, dan sebagainya) yang akan dijalankan.Sedangkan istilah program dalam kaitannya dengan dunia pendidikan (akademik) adalah “program dalam sistem persekolahan yang hanya mempersiapkan sejumlah mata pelajaran yang diperuntukkan bagi siswa

2). Kegiatan Ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah “kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.

3). Pendidikan Agama Islam.

Pendidikan Agama Islam “merupakan istilah yang menunjuk pada operasional dalam usaha pendidikan ajaran-ajaran agama Islam dan merupakan sub sistem pendidikan Islam.Dengan kata lain lain, Pendidikan Agama Islam adalah aplikasi pendidikan agama Islam dalam pembelajaran di sekolah, baik dalam bentuk kegiatan belajar mengajar ataupun kegiatan lainnya yang bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan Islam. Maka yang dimaksud dengan Pendidikan Agama Islam dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran agama Islam melalui bidang studi Pendidikan Agama Islam.

Dari pengertian di atas, dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan program kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam dalam penelitian ini adalah rancangan atau usaha-usaha yang dijalankan dalam bentuk kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, baik dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari siswa dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam.

Manfaat dan Prinsip-Prinsip Program Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan sekolah, tentunya membawa manfaat, baik bagi siswa, sekolah, pendidikan, maupun bagi masyarakat luas. Secara terinci manfaat kegiatan ekstrakurikuler sebagai berikut :
1. Manfaat kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa :

  • Untuk memberikan kesempatan bagi pemantapan ketertarikan yang telah tertanam serta pembangunan ketertarikan yang baru.
  • Untuk memeberikan pendidikan sosial melalui pengalaman dan pengamatan, terutama dalam hal perilaku kepemimpinan, persahabatan, kerjasama, dan kemandirian.
  • Untuk membangun semangat dan mentalitas bersekolah.
  • Untuk memberikan kepuasan bagi perkembangan jiwa anak atau pemuda.
  • Untuk mendorong pembangunan jiwa dan moralitas.
  • Untuk menguatkan kekuatan mental dan jiwa siswa.
  • Untuk memberikan kesempatan bergaul bagi siswa.
  • Untuk memperluas interaksi siswa.
  • Untuk memberikan kesempatan kepada siswa dalam melatih kapasitas kreativitas mereka lebih mendalam.
  • Manfaat kegiatan ekstrakurikuler bagi pengembangan kurikulum :
  • Untuk memberikan tambahan pengayaan pengalaman di kelas.
  • Untuk mengeksplorasi pengalaman belajar yang baru yang mungkin menunjung kurikulum.
  • Untuk memberikan tambahan kesempatan dalam bimbingan kelompok ataupun individu.
  • Untuk memberikan motivasi dalam proses pembelajaran di kelas.

2. Manfaat kegiatan ekstrakurikuler bagi masyarakat :

  • Untuk mempromosikan sekolah yang lebih baik dan hubungan masyarakat.
  • Untuk meningkatkan ketertarikan yang besar pada masyarakat dan dorongan mereka kepada sekolah.

3. Manfaat kegiatan ekstrakurikuler bagi sekolah :

  • Untuk membantu perkembangan kerjasama kelompok yang lebih efektif antara personel dan penanggung jawab akademis siswa.
  • Untuk mengintegrasikan lebih dekat beberapa devisi di sekolah.
  • Untuk menyediakan sedikit peluang yang dirancang untuk membantu siswa dalam memanfaatkan situasi guna memecahkan masalah yang dihadapi.

Prinsip-Prinsip Program Ekstrakurikuler

Dengan berpedoman kepada tujuan dan maksud kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dapat ditetapkan prinsip-prinsip program ektrakurikuler. Menurut Oteng Sutisna dalam bukunya Administrasi Pendidikan : Dasar Teoritika Untuk Praktek Profesional prinsip program ekstrakurikuler adalah :

  • Semua murid, guru, dan personel administrasi hendaknya ikut serta dalam usaha meningkatkan program.
  • Kerjasama dalam tim adalah fundamental.
  • Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan.
  • Proses adalah lebih penting daripada hasil.
  • Program hendaknya cukup komprehensif dan seimbang dapat memenuhi kebutuhan dan minat semua siswa.
  • Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah.
  • Program harus dinilai berdasarkan sumbangannya kepada nilai-nilai pendidikan di sekolah dan efisiensi pelaksanaannya.
  • Kegiatan ini hendaknya menyediakan sumber-sumber motivasi yang kaya bagi pengajaran kelas, sebaliknya pengajaran kelas hendaknya juga menyediakan sumber motivasi yang kaya bagi kegiatan murid.
  • Kegiatan ekstrakurikuler ini hendaknya dipandang sebagai integral dari kesekuruhan program pendidikan di sekolah, tidak sekedar tambahan atau sebagai kegiatan yang berdiri sendiri.

Dalam usaha membina dan mengembangkan pogram ekstrakurikuler ada hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu diantaranya sebagai berikut :

  1. Materi kegiatan yang dapat memberikan pengayaan bagi siswa.
  2. Sejauh mana mungkin tidak terlalu membebani siswa.
  3. Memanfaatkan potensi alam lingkungan.
  4. Memanfaatkan kegiatan-kegiatan industri dan dunia usaha.

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah akan memberikan banyak manfaat tidak hanya terhadap siswa tetapi juga bagi efektivitas penyelenggaraan pendidikan di sekolah, seperti yang telah penulis kemukakan di atas.
Begitu banyak fungsi dan makna kegiatan ekstrakurikuler dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini akan terwujud, manakala pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan sebaik-baiknya khususnya pengaturan siswa, peningkatan disiplin siswa dan semua petugas. Biasanya mengatur siswa di luar jam-jam pelajaran lebih sulit dari mengatur mereka di dalam kelas. Oleh karena itu, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler melibatkan banyak pihak, memerlukan peningkatan administrasi yang lebih tinggi.Dalam beberapa kegiatan ekstrakurikuler guru terlibat langsung dalam pelaksanaannya. Keterlibatan ini dimaksudkan untuk memberikan pengarahan dan pembinaan juga menjaga agar kegiatan tersebut tidak mengganggu atau merugikan aktivitas akademis. Yang dimaksud dengan pembina ekstrakurikuler adalah guru atau petugas khusus yang ditunjuk oleh kepala sekolah untuk membina kegiatan ekstrakurikuler

Pada dasarnya tidak terdapat perbedaan yang prinsipil antara kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam dengan kegiatan ekstrakurikuler pada umumnya, baik tujuan, manfaat, prinsip, dan lain sebagainya. Perbedaan yang ada hanya pada orientasi pelaksanaannya kepada ajaran agama Islam serta dalam jenis kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan.
Sejalan dengan pengertian yang dikemukakan oleh Departemen Pendidikan Nasional tentang kegiatan ekstrakurikuler dapatlah didefinisikan kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam sebagai kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari oleh siswa dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam.
Dengan demikian, kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam yang diselenggarakan sekolah bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan kurikuler Pendidikan Agama Islam yang mencakup 7 pokok bahan pelajaran, yaitu:
a. Keimanan.
b. Ibadah.
c. Al Qur'an.
d. Akhlak.
e. Muamalah.
f. Syariah.g. tarikh

Adapun jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di sekolah adalah sebagai berikut :

  1. Kegiatan ekstrakurikuler yang memiliki kaitan dengan bidang studi Pendidikan Agama Islam. Dalam hal ini, kegiatan ekstrakurikuler tersebut diarahkan kepada kegiatan pengayaan dan penguatan terhadap materi-materi pembahasan dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam, seperti program kegiatan ekstrakurikuler membaca al-Qur’an (kursus membaca al-Qur’an). Kegiatan ini sangat penting “mengingat kemampuan membaca al-Qur’an merupakan langkah awal pendalaman dan pengakraban Islam lebih lanjut
  2. Kegiatan ekstrakurikuler yang tidak memiliki kaitan dengan bidang studi Pendidikan Agama Islam. Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler tersebut dapat berupa:
  • Kesenian, Kesenian sebagai kegiatan ekstrakurikuler Pendidiakn Agama Islam bisa berupa seni baca al-Qur’an, qasidah, kaligrafi, dan sebagainya. Di samping memberikan keterampilan kepada siswa, seni seperti dinyatakan oleh Wardi Bachtiar, bisa membangun sesuatu perasaan keagamaan atau mengganti perasaan yang telah melekat dengan perasaan yang baru.
  • Pesantren Kilat, Pesantren kilat adalah “kajian dasar Islam dalam jangka waktu tertentu antara 2-5 hari tergatung situasi dankondisi. Kegiatan ini dapat diadakan di dalam atau di luar kota asalkan situasinya tenang, cukup luas, dapat menginap dan fasilitas memadai”.
  • Tafakur Alam, Tafakur alam adalah “kegiatan yang bertujuan untuk menyegarkan kembali jiwa yang penat sambil menghayati kebesaran penciptaan Allah s.w.t. dan menguatkan ukhuwah. Biasanya berlangsung 1-3 hari dan diadakan di luar kota: pegunungan, perbukitan, taman/kebun raya, pantai dan lain sebagainya.
  • Shalat Jum’at berjamaah.Bagi sekolah yang memiliki fasilitas untuk menyelenggarakan shalat Jum’at berjamaah, bisa menjadikan aktivitas ibadah ini sebagai bagian dari program kegiatan esktrakurikuler. Dalam kegiatan ekstrakurikuler ini, siswa tidak hanya sekedar menjalankan shalat secara berjamaah, tapi juga terlibat dalam penyelenggaraannya.
  • Majalah dinding.Sebagai kegiatan ekstrakurikuler, majalah dinding memiliki dua fungsi, yaitu : “a). wahana informasi keislaman, b). pusat informasi kegiatan Islam baik internal sekolah maupun eksternal. Agar efektif, muatan informasi Islam dalam majalah dinding hendaknya yang singkat, padat, informatif, dan aktual. dan Masih banyak lagi jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diselenggarakan di sekolah tergantung kepada kebutuhan sekolah dan siswa.

Selasa, 25 November 2008

MINAT SISWA TERHADAP PEMAHAMAN BACA TULIS HURUF AL QUR'AN DENGAN METODE IMLA

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua konsep kependidikan yang berkaitan dengan yang lainnya, yaitu belajar (learning) dan pembelajaran (instruction). Konsep belajar berakar pada pihak peserta didik dan konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik. Kedua konsep ini akan terjadi interaksi sehingga apa yang diharapkan oleh pendidik akan berhasil.Pendidikan agama adalah merupakan pondasi dasar yang harus diajarkan dan diterima anak didik untuk diamalkan dalam kehidupannya. Begitu juga dipendidikan umum, mereka harus menguasai agar tak tertinggal oleh yang lain. Sebagai lembaga pendidikan, institusi sekolah harus dapat menyeimbangkan kedua pengetahuan tersebut agar dapat diterima oleh anak didik. Juga tak lupa peran serta orang tua untuk memotivasi (mendorong) anaknya untuk mau belajar.

Keluarga adalah madrasah (sekolah) pertama bagi anak, dimana anak akan menyerap dan mencontoh setiap gerakan orang tuanya. Dan jalur pendidikan di sekolah dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran secara berjenjang dan berkesinambungan. Dengan demikian sekolah merupakan pembinaan yang telah diletakkan dasar-dasarnya melalui pendidikan keluarga, sehingga sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai peranan dan tanggung jawab yang tidak sederhana dalam pelaksanaan tugasnya apalagi di zaman era globalisasi saat ini .

Sebagai lembaga pendidikan agama seperti madrasah dan sekolah-sekolah yang berciri khas Islam, para pendidik mengharapkan anak didiknya dapat menguasai dan memahami baca tulis Al Qur'an dimulai dengan pengenalan huruf dasar Al Qur'an (hijaiyah) dengan cara meniru ucapan guru maupun dengan cara tulisan.

Untuk pengenalan terhadap huruf Al Qur'an dan hafalan pelajaran lainnya merupakan kegiatan sehari-hari yang harus mereka hadapi dan jalani. Namun untuk penulisan huruf hijaiyah dengan metode "imla" masih jauh apa yang diharapkan oleh pendidik. Harapan sebagai pendidik adalah mereka tidak hanya hafal tapi juga harus dapat menulis huruf Al Qur'an dengan cara "imla". Bukan saja harapan guru, masyarakat pun menuntut sebagai lulusan lembaga ini mereka harus menguasai dan memahami baca tulis huruf Al Qur'an.

Yang dimaksud Pemahaman di sini adalah adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami aarti konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini ia tidak hanya hafal secara verbalitas, tetapi memahami konsep dari masalah yang ditanyakan, maka operasionalnya dapat membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menginterpretasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh, memperkirakan, menentukan dan mengambil keputusan. Menurut Anas Sudijono dalam bukunya; Pengantar Evaluasi Pendidikan, adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan dan hafalan. Sedangkan menurut Saifuddin Azwar ( Tes Prestasi, Yogyakarta : Liberty, 1987, h. 62 ), dengan memahami berarti sanggup menjelaskan, mengklasifikasi, mengikhtisarkan, meramalkan dan membedakan.

Dari berbagai pendapat di atas, indikator pemahaman pada dasarnya sama, yaitu dengan memahami sesuatu berarti seseorang dapat mempertahankan, membedakan, menduga, memperluas, menyimpulkan, menganalisis, memberi contoh, menuliskan kembali, mengklasifikasikan, dan mengikhtisarkan. Indikator tersebut menunjukkan bahwa pemahaman mengandung makna lebih luas atau lebih dalam dari pengetahuan.
Dengan pengetahuan, seseorang belum tentu memahami sesuatu yang dimaksud secara mendalam, hanya sekedar mengetahui tanpa bias menangkap makna dan artidari sesuatu yang dipelajari. Sedangkan dengan pemahaman, seseorang tidak hanya bias menghafal sesuatu yang dipelajari, tetapi juga mempunyai kemampuan untuk menangkap makna dari sesuatu yang dipelajari juga mampu memahami konsep dari pelajaran tersebut.


Untuk memudahkan pemahaman tentang pelajaran imla, maka terlebih dahulu penulis akan menjelaskan pengertian kata pelajaran. Pelajaran berasal dari kata "ajar" yang mendapat awalan "pe - dan akhiran – an" sehingga menjadi pelajaran yang artinya, yang harus diajarkan.Segala sesuatu yang belum diketahui hendaklah dipelajari agar dapat dipahami. Seorang pendidik, diantaranya :
Pertama, kecakapan personal, terdiri dari kesadaran tentang diri sendiri dan kesadaran akan potensi yang ada pada dirinya sendiri.

Kedua, kecakapan berpikir rasional yang terdiri dari kecakapan menggali dan mengolah informasi, kecakapan mengambil keputusan dan kecakapan memecahkan masalah

Ketiga, kecakapan sosial yang terdiri dari kecakapan berkomuniasi dengan empati dan kecakapan bekerjasama.
Keempat, kecakapan provokasional, yang terdiri dari koordinasi mata tangan dan mata kaki dan keterampilan lokomotor serta non lokomotor.

Kelima, keterampilan keahlian khusus, yaitu keterampilan dalam pendalaman satu atau beberapa jenis keterampilan siap pakai dalam kehidupan masyarakat

Sebagai lembaga pendidikan yang memiliki ciri khas, lembaga ini ( madrasah ) seharusnya tidak meninggalkan salah satu mata pelajaran imla yang diberikan kepada siswa, agar dapat memahami dan menulis huruf (kata) dalam bahasa Arab (huruf Al Qur'an) secara benar.


Sedangkan kata imla berasal dari kata bahasa Arab yaitu : امـلا – يـمـلا – امـلاء yang artinya dikte, imla, memanjangkan ( Ainurrafiq Dawam, Dr, M.Ag. Ahmad Taarifin MA, Manajemen Berbasis Pesantren ). Biasanya penyampaiannya dalam bentuk huruf Al Qur'an yang diucapkan oleh guru kepada siswa, kemudian siswa menulisnya ke dalam buku tulis ataupun papan tulis sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh guru. Kendala yang dihadapi siswa dalam mata pelajaran ini adalah dalam penulisan, ini disebabkan kurangnya pemahaman huruf Al Qur'an sebagai dasar pengetahuan pelajaran imla. Yang dimaksud dengan huruf Al Qur'an di sini adalah huruf hijaiyah yang dimulai dari huruf alif (ا )sampai ya (ي).
Kekeliruan yang sering terjadi dalam hal penulisan, disebabkan karena siswa tidak dapat membedakan anatar satu huruf dengan huruf yang lain, konsonan dan vokal yang ada dalam bahasa Arab. Jika dalam penulisannya keliru apa yang dihendaki oleh guru, tentunya akan berpengaruh kepada hafalan siswa. Pada hal tujuan tulisan adalah untuk memudahkan kita membaca secara tepa. Jika menulisnya secara keliru, maka bagaimana kita bias membaca secara tepat.


1. Pengertian, Fungsi Minat & Faktor yang Mempengaruhinya

a. Pengertian minat

Setiap manusia mempunyai kecendrungan untuk selalu berinteraksi dengan sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya. Apabila sesuatu itu memberikan rasa senang, bahagia dan bermanfaat kepada dirinya kemungkinan ia akan berminat terhadap sesuatu itu. Minat timbul apabila individu tertarik pada sesuatu yang mereka anggap sesuatu itu penting bagi dirinya dan dapat memenuhi kebutuhan yang mereka inginkan. Secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan hati yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.Untuk lebih jauh memahami tentang definisi minat, maka penulis mengangkat beberapa pendapat tentang minat yang dikemukakan oleh para tokoh, diantaranya :



  1. Ahmad D. Marimba, dalam bukunya yang berjudul Pengantar Filsafat Pendidikam Islam mengemukakan definisi minat yaitu "kecenderungan jiwa terhadap sesuatu karena kita merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu, yang umumnya disertai dengan perasaan senang terhadap sesuatu.


  2. Sardiman A.M, dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar mengemukakan pendapatnya minat yaitu suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.


  3. H. M. Alisuf Sahri, dalam bukunya Psikologi Pendidikan mengemukakan bahwa minat adalah suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu, secara terus menerus.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para tokoh dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan hati dan jiwa terhadap sesuatu, baik terhadap obyek, aktifitas ataupun situasi yang dianggap penting dan berguna sehingga sesuatu itu diperlukan, diperhatikan, dan diingat terus menerus yang kemudian diikuti dengan perasaan senang.


b. fungsi minat


Sekurang-kurangnya ada tiga fungsi minat yang dapat mempengaruhi dan membantu siswa untuk memiliki kecenderungan kepada mata pelajaran tertentu, sehingga merekaakan giat dalam belajar. Adapun ketiga fungsi minat itu diuraikan sebagai berikut :




  1. Motivating Force (Motivasi yang Kuat)Dikatakan sebagai Motivating Force karena berfungsi sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajarkarena siswa yang berminat atau senang pada pelajaran yang diajarkan, maka ia terdorong untuk terus tekun belajar. Oleh karena itu, proses awal pengajaran hendaknya dimulai dengan usaha membangkitkan minat tersebut, bila minat sianak telah muncul maka perhatian terhadap pelajaran akan mengikutinya.


  2. Mendorong Siswa untuk Bertanya, Dalam Suatu kelas bila terdapat siswa yang bertanya, biasanya seorang merasa bangga karena dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut menunjukkan bahwa siswa-siswinya mau memperhatikan apa yang telah diajarkan. Siswa yang mengajukan pertanyaan biasanya ia berfikir terhadap apa yang tidak diketahui. Hal inilah yang mendorong minat dan perhatiannya terus memberanikan diri untuk bertanya.


  3. Untuk Mencapai Tujuan Pendidikan, Mengembangkan suatu minat belajar pada peserta didik merupakan tujuan yang penting dalam proses belajar mengajar, karena merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Minat merupakan suatu bentuk perhatian yang mengandung unsure-unsur perasaan senang terhadap sesuatu yang ada kaitannya dengan kehidupan pribadi siswa.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat


Minat tidak timbul secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat dari partisifasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja. Salah satu obyek yang dapat merangsang dan membangkitkan minat belajar siswa adalah guru. Guru yang berhasil membina kesediaan belajar murid-muridnya berarti telah melakukan hal-hal yang terpenting yang dapat dilakukan demi kepentingan muridnya tersebut.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat menurut M. Ngalin Purwanto yaitu :


a. Faktor Internal
1. Bakat atau Bawaan
Bakat merupakan kemampuan yang di bawa sejak lahir, bakat yang
berpengaruh terhadap perkembangan minat adalah kecerdasan. Seseorang yang dikaruniai kecerdasan lemah, relatif akan mengalami kesulitan dalam perkembangan minatnya. Namun hal ini dapat diatasi dengan memperbanyak latihan .
2. Perhatian
Seseorang yang tidak mempunyai perhatian, sangat sukar dibina minatnya. Seseorang akan memiliki perhatian apabila ada perasaan tertarik, berkepentingan, atau memerlukan sesuatu.
3. Tingkat Perkembangan
Tingkat perkembangan manusia yang paling menguntungkan dalam perkembangan minat adalah pada masa kanak-kanak yaitu sekitar usia 5 sampai 6 tahun. Yang kemudian berkembang pada masa puber. Oleh karena itu pembinaan minat yang baik harus diawali dari masa sedini mungkin.
4. Kondisi Fisik dan Psikis
Kedua kondisi ini jelas berpengaruh, sebab seseorang yang memiliki kelemahan fisik dan psikisnya, maka kemampuannya akan mengalami hambatan.



b. Faktor Eksternal
Faktor dari luar yaitu karena adanya rangsangan. Rangsangan tersebut akan berpengaruh dalam memberikan sentuhan-sentuhan kejiwaan secara lansung yang dibuat atau disengaja agar tumbuh kesadarannya, yang nantinya akan membangkitkan perhatian dan minat seseorang.
1. Menarik Minat dan Perhatian Siswa
Setiap anak mempunyai minat dan kebutuhan sendiri-sendiri yang berbeda-beda. Bahan ajar dan cara penyampaian sedapat mungkin disesuaikan dengan minatdan kebutuhan tersebut. Walaupun hamper tidak mungkin menyesuaikan pengajaran dengan minat dan kebutuhan tersebut dapat dipahami.Pengajaran perlu memperhatikan minat dan kebutuhan, sebab keduanya akan menjadi penyebab timbulnya perhatian. Sesuatu yang menarik minat dan dibutuhkan siswa, akan menarik perhatiannya. Dengan demikian mereka akan sungguh-sungguh dalam belajar